Jumat, 22 Mei 2015

Gambaran yang Sesungguhnya tentang Abraham yang Mengorbankan Anaknya

Kej 22:1-17

Mengapa Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal dari Sara?

Banyak orang akan mengalami kebingungan ketika melihat kejadian ini dari perspektif manusia. Akibatnya orang akan beranggapan bahwa Allah akan menguji ketaatan manusia terlebih dahulu sebelum Allah memberkati manusia.

Ada juga yang beranggapan bahwa manusia harus mempersembahkan apa yang paling berharga dari hidupnya jika ingin berkenan kepada Tuhan. Akibatnya manusia akan terus menyelidiki dirinya terus dan takut jika ada hal-hal berharga yang belum diserahkan kepada Allah.

Sebenarnya kejadian itu bukan dimaksudkan untuk berfokus kepada manusia. Kejadian itu justru mengungkapkan bagaimana Allah Bapa sedang menggambarkan AnakNya yang akan memikul salib dan kemudian dikorbankan di Bukit Golgota untuk menebus dosa-dosa manusia.

Setiap Firman dituliskan untuk merepresentasikan Yesus. Ini bukan tentang apa yang harus kita lakukan, ini semua tentang apa yang telah Yesus lakukan. Kita akan bingung memikirkan apa yang harus kita lakukan jika kita menerima Firman dari sudut pandang kita sebagai manusia. Akan tetapi, segala kebingungan sirna saat kita mulai melihat Yesus di dalamnya.

Pada akhirnya kita akan melihat Ishak tidak jadi dikorbankan, sebab Allahlah yang akan mengorbankan AnakNya yang tunggal, Yesus.

Jangan lagi berfokus pada ketaatan kita, lihatlah bagaimana ketaatan Yesus yang sempurna telah membenarkan kehidupan kita (Rom 5:15-19).

Jangan lagi berfokus melihat apa yang harus dikorbankan kepada Allah, sebab justru Allahlah yang telah mengorbankan Yesus untuk kita supaya di dalam Yesus kita menerima segala sesuatu yang telah ditebus Yesus (Yoh 3:16; Rom 8:32).

Rabu, 06 Mei 2015

Pemberitaan Tentang Kasih Karunia Merupakan Kabar Baik

Suatu hari kami memberitakan berita kasih karunia kepada seseorang. Ada satu kekhawatiran dari orang ini. Dia berkata:

"Yang paling berbahaya dari berita kasih karunia adalah khawatir nanti rasa takut akan Tuhan akan hilang dari manusia. Orang jadi tidak takut berbuat dosa, orang jadi tidak menaati perintah Tuhan."

Apakah benar seperti itu? Apakah sebegitu bahanya kasih karunia itu sehingga dapat menghilangkan rasa takut akan Tuhan dalam diri manusia?

Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan takut akan Tuhan? Sebenarnya apakah yang dapat menyebab kan orang takut akan Tuhan?

Yeremia 33:9 Dan kota ini akan menjadi pokok kegirangan: ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku di depan segala bangsa di bumi yang telah mendengar tentang segala kebajikan yang Kulakukan kepadanya; mereka akan TERKEJUT dan GEMETAR karena segala kebajikan dan segala kesejahteraan yang Kulakukan kepadanya.

Mazmur 130:3-4 Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yan dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau DITAKUTI orang.

Ternyata hal yang menyebabkan orang takut akan Tuhan bukanlah ketika orang itu berjuang menjaga hidupnya dari dosa, dan bukan juga orang yang menjaga ketaatannya pada Tuhan.

Hal yang membuat orang dapat otomatis takut akan Tuhan adalah saat orang itu terus-menerus menyadari dosanya sudah diampuni dan ditebus oleh Tuhan Yesus. Saat orang itu terpesona akan Yesus dan apa yang telah dilakukan Yesus untuknya.

Inilah kabar baik. Ternyata takut akan Tuhan tidak bergantung dan tidak berfokus pada perbuatan/usaha kita. Takut akan Tuhan akan otomatis terjadi pada saat kita berfokus pada Yesus dan apa yang sudah Yesus lakukan untuk kita.

Haleluya.. Takut akan Tuhan bukan lagi suatu ketakutan akan penghukuman, takut akan Tuhan justru akan dirasakan ketika kita melihat keajaiban, kebaikan, dan pengampunan Tuhan yang dicurahkan kepada kita oleh karena kasih karunia Yesus.

Satu hal lagi, di dalam kasih Yesus tidak ada lagi ketakutan akan penghukuman (1 Yohanes 4:18) sebab justru karena kasih Yesus kita dilayakkan menjadi anak Allah.

Roma 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Bukankah ini kabar baik? Yesus selalu membuat kita terpesona dan terkagum.

Haleluyaaa..

Selasa, 05 Mei 2015

Pohon Pengetahuan Tentang Baik dan Jahat Vs. Pohon Kehidupan

Ada dua kehidupan yang hampir mirip di dalam Alkitab. Saya percaya kedua kejadian ini saling menggenapi satu dengan yang lainnya.

Kejadian pertama terjadi di Taman Eden (Kejadian 3:1-10). Adam dan Hawa ditipu oleh iblis sehingga mereka memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Akibatnya mata mereka TERBUKA, sehingga mereka sadar mereka telanjang. Akhirnya mereka menjadi takut dan malah bersembunyi dari Allah. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan menjauh dari Allah.

Kejadian kedua terjadi di Emaus (Lukas 24:13-35). Saat itu kedua murid Yesus bertemu dengan Yesus, tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia.

Selama perjalanan ke Emaus, kedua orang itu bercakap-cakap dengan Yesus dan akhirnya Yesus menjelaskan apa yang tertulis di Kitab Suci tentang Dia.

Setelah sampai di Emaus, Yesus memecahkan roti dan memberikannya kepada mereka untuk dimakan. Kemudian TERBUKALAH mata mereka dan mereka pun menjadi mengenal Dia. Hati mereka berkobar-kobar karena merasakan kemuliaan Tuhan. Itulah buah dari pohon kehidupan. Yesuslah pohon kehidupan.

Pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat (Hukum Taurat) hanya mendatangkan penghukuman, penuduhan, ketkutan, dosa, dan malah membuat kita menjauh dari Allah.

Pohon kehidupan (Yesus = kasih karunia) mendatangkan pengampunan, penerimaan, semangat, berkat, kehidupan, dan membuat kita semakin merasakan kasih Tuhan yang tak bersyarat melalui pribadi Yesus.